Menentukan Jenis Kelamin HAM ala Islam Tradisional


By: Khoirul Taqwim

Jenis kelamin HAM yang ada di Indonesia masih bersifat abu-abu, padahal sudah semestinya HAM berpihak pada kearifan lokal, dan menjunjung tinggi falsafah tepa selira, bukan kebebasan dan keterbukaan yang berpangkal pada westernisasi.

HAM di Indonesia tak jarang menjadi alat westernisasi. Sehingga banyak kebijakan para pengiat HAM yang lebih membela rok mini, dari pada menegakkan nilai-nilai sopan santun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

Nah! kalau HAM di Indonesia sudah berbentuk westernisasi, berarti HAM di Indonesia telah menjadi propaganda para penggiat westernisasi dalam menegakkan nilai-nilai yang diusung dari bangsa barat. Mengingat nilai-nilai bangsa barat tak jarang bertentangan dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Keberadaan HAM di Indonesia bagai buah simalakama, bagaimana tidak? HAM terlihat indah dibagian luarnya, tetapi sangat menusuk dibagian dalamnya, tentu ini merupakan sebuah fakta yang tak dapat dipungkiri atas nama HAM yang ada dinegeri Indonesia.

Berbagai gagasaan HAM memang terasa indah, apabila tidak bisa membedakan antara falsafah tepa selira dengan falsafah liberalisme ala barat. Karena HAM tak jarang berlindung atas nama liberalisme, padahal liberalisme yang dibangun dalam paradigma HAM bersifat westernisasi, tetapi bukan falsafah tentang sopan santun dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Menentukan jenis kelamin HAM di Indonesia, sudah semestinya menggali dari falsafah nilai-nilai kearifan lokal, dan berpangkal pada nilai-nilai agama Islam, agar terjadi sebuah sinergi yang kuat dalam kehidupan masyarakat. Mengingat kearifan lokal merupakan kepribadian dan watak masyarakat, sedangkan nilai-nilai ke-Islaman merupakan ajaran agung dalam menentukan arah kebenaran dalam kehidupan didunia maupun diakhirat.

Islam tradisional merupakan sebuah gagasan dalam menggali kearifan lokal yang bertumpu pada nilai-nilai ke-Islaman. Sehingga Islam tradisional terus berupaya memberikan sebuah pandangan tentang berbagai fenomena klasik sampai fenomena kontemporer yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Semoga Allah SWT selalu memberi pencerahan kepada para pembaca tulisan singat ini, Amiin.......

0 komentar:

Posting Komentar